Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Homeostasis: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Dokter

Literature Review: Analisis Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Apendisitis Akut Josephine Olivia Cristie; Agung Ary Wibowo; Meitria Syahadatina Noor; Budianto Tedjowitono; Iwan Aflanie
Homeostasis Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.254 KB)

Abstract

Abstract: Acute appendicitis is an acute inflammation of the vermiform appendix it caused by an obstruction of the lumen appendix. Appendicitis can affect both men and women, but 1.3-1.6 times more often in men. In Indonesia, appendicitis was the second highest disease in 2009 until 2010. The aim of this literature review is to find out relation between an incidence of acute appendicitis with the risk factors. Method in this study used a narrative literature review of 20 related research literature. Results of this literature review showed that the percentage of literature related to the gender variable was 70% which stated that male gender had more acute appendicitis. Meanwhile, for the age variable, 66.67% stated that the age of 20-30 years had more acute appendicitis and also had a relationship. For dietary pattern variable as much as 55.6% were related and 44.4% stated that a bad dietary pattern was more affected by acute appendicitis and for the stool consistency variable as much as 66.7% were related. According to the researchers' view and the results of the synthesis. The data shows that the sex of men aged 20-30 years, a poor dietary pattern and the consistency of hard feces have a relation and can increase the incidence of acute appendicitis.  Keywords: risk factors, appendicitis, sex, age, dietary patterns, and appendicolith Abstrak: Apendisitis akut adalah peradangan akut pada apendiks vermiformis karena adanya obstruksi lumen apendiks. Apendisitis dapat mengenai laki-laki dan perempuan, namun 1,3-1,6 kali lebih sering mengenai laki-laki. Di Indonesia apendisitis menjadi penyakit tertinggi kedua pada tahun 2009-2010. Tujuan kajian literatur ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya apendisitis akut. Metode pada penelitian ini menggunakan narrative literature review terhadap 20 literatur penelitian yang berkaitan. Hasil penelitian menunjukan persentase literature yang berhubungan untuk variabel jenis kelamin sebanyak 70% yang menyatakan jenis kelamin laki-laki lebih banyak terkena apendisitis akut. Sedangkan untuk variabel usia sebanyak 66,67% yang menyatakan usia 20-30 tahun lebih banyak terkena apendisitis akut dan juga memiliki hubungan. Pada variabel pola diet sebanyak 55,6% berhubungan dan 44,4% menyatakan pola diet yang buruk lebih banyak terkena apendisitis akut dan untuk variabel konsistensi feses sebanyak 66,7% berhubungan. Menurut pandangan peneliti dan hasil dari sintesis data, terdapat kesimpulan bahwa jenis kelamin laki-laki, usia 20-30 tahun, pola diet yang buruk dan konsistensi feses yang keras memiliki hubungan dan dapat meningkatkan kejadian apendisitis akut. Kata-kata kunci: faktor risiko, apendisitis, jenis kelamin, usia, pola diet, appendicolith
Literature Review: Gambaran Berbagai Skor Diagnosis Apendisitis dengan Skor Alvarado dalam Diagnosis Apendisitis Akut Laily Alfisahrinie; Agung Ary Wibowo; Meitria Syahadatina Noor; Budianto Tedjowitono; Iwan Aflanie
Homeostasis Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.927 KB)

Abstract

Abstract: Appendicitis is an inflammation of the appendix vermiformis. Immediate surgery is the standard weakening to prevent perforation, but only by looking at clinical symptoms the negative appendectomy rate reaches 15-30%, leading to morbidity and even death. The ideal service system serves to speed up and improve diagnostic accuracy, the best known of which is the Alvarado score. Other service score tables are the King Isteri Pengiran Anak Saleha Appendicitis (RIPASA) score, Appendicitis Inflammatory Response (AIR) score, and Tzanakis score. The purpose of this literature review is to see an overview of the various appendicitis diagnosis scores with the Alvarado score in the diagnosis of acute appendicitis. The research method used a narrative literature review of 20 related literatures. Examining 11 literature discussing the Ripasa score, got superior in sensitivity and negative predictive rates. In 5 literature that discusses the Tzanakis score, it was found to be superior in sensitivity, positive and negative predictive numbers. And in 4 literature discussing AIR scores, it was found superior in specificity and positive predictive numbers. So that the use of scores other than Alvarado can be revoked in daily practice. Keywords: Appendicitis, Alvarado score, Ripasa score, Tzanakis score, AIR score. Abstrak: Apendisitis merupakan peradangan pada appendiks vermiformis. Pembedahan segera merupakan standar emas untuk mencegah terjadinya perforasi, tetapi hanya dengan melihat gejala klinis angka apendektomi negatif mencapai 15-30%, sehingga akan mengarah pada morbiditas dan bahkan kematian. Sistem penilaian yang ideal berfungsi untuk mempercepat dan meningkatkan akurasi diagnostik, yang paling dikenal adalah skor Alvarado. Terdapat skor penilaian lainnya yaitu skor Raja Isteri Pengiran Anak Saleha Appendicitis (RIPASA), skor Appendicitis Inflammatory Response (AIR), dan skor Tzanakis. Tujuan kajian literatur ini untuk melihat gambaran dari berbagai skor diagnosis apendisitis dengan skor Alvarado dalam diagnosis apendisitis akut. Metode penelitian menggunakan narrative literature review terhadap 20 literatur yang berkaitan. Terdapat 11 literatur yang membahas skor Ripasa, didapatkan unggul dalam sensitivitas dan angka prediksi negatif. Pada 5 literatur yang membahas skor Tzanakis, didapatkan unggul dalam sensitivitas, angka prediksi positif dan negatif. Dan pada 4 literatur yang membahas skor AIR, didapatkan unggul dalam spesifisitas dan angka prediksi positif. Sehingga penggunaan skor selain Alvarado dapat dipertimbangkan dalam praktek sehari-hari. Kata-kata kunci: Apendisitis, skor Alvarado, skor Ripasa, skor Tzanakis, skor AIR.
Hubungan Hitung Jenis Leukosit dengan Tingkat Keparahan Apendisitis Martinus Anggriawan Salim; Agung Ary Wibowo; Meitria Syahadatina Noor; Budianto Tedjowitono; Iwan Aflanie
Homeostasis Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.001 KB)

Abstract

Abstract: Acute appendicitis is the most common cases of emergency surgery. Appendicitis divided into several phase: focal, suppurative, gangrene, and perforation phase. In acute appendicitis that is not diagnosed and treated early, it will cause perforated appendicitis and has the higher risk to be peritonitis or abscess. Leukocytes are one of the body's defenses against infection. There are 5 types of leukocytes counted: basophil, eosinophil, neutrophil, monocyte, and lymphocyte. This research is an analytic observational study with a cross sectional approach. Total of 93 samples were taken using consecutive sampling technique. Data analysis using unpaired T-test was found that monocyte count was not related to the severity of appendicitis (p = 0.19). Data analysis using Man Whittney test was found that neutrophil and lymphocyte related with the severity of appendicitis (p = 0.02 and p = 0.01), while eosinophil and basophil count was not related to the severity of appendicitis (p = 0.182 and p = 0.109). Keywords: Acute appendicitis, perforated appendicitis, leukocyte count. Abstrak: Apendisitis akut merupakan kasus bedah emergensi paling sering ditemui. Apendisitis terbagi menjadi beberapa fase berdasarkan tingkat keparahannya yaitu fase fokal, supuratif, gangren, dan perforasi. Pada apendisitis akut yang tidak diagnosis dan diobati secara dini maka akan menyebabkan apendisitis perforasi. Leukosit merupakan salah satu pertahanan tubuh terhadap infeksi. Tipe leukosit yang dihitung ada 5 yaitu: basofil, eosinofil, neutrofil, monosit, dan limfosit. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 93 sampel diambil menggunakan teknik consecutive sampling. Analisis data menggunakan uji T-tidak berpasangan didapatkan hitung jenis monosit tidak berhubungan dengan tingkat keparahan apendisitis dengan nilai p= 0,19. Analisis data menggunkan uji Man Whittney didapatkan hitung jenis neutrofil dan limfosit berhubungan dengan tingkat keparahan apendisitis dengan nilai p= 0,02 dan p= 0,01, sedangkan hitung jenis eosinofil dan basofil tidak didapatkan berhubungan dengan tingkat keparahan apendisitis dengan nilai p=0,182 dan p= 0,109. Kata-kata kunci: Apendisitis akut, apendisitis perforasi, hitung jenis leukosit.
TINGKAT PEMAHAMAN MALPRAKTIK PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Vinni Fioleta Angi; Nila Nirmalasari; Ahmad Husairi; Iwan Aflanie; Roselina Panghiyangani
Homeostasis Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v6i2.10012

Abstract

Kasus malpraktik kini sudah menjadi salah satu masalah paling utama yang berkaitan dengan hukum kesehatan dan pelayanan kesehatan. Meskipun saat ini undang-undang kesehatan dan praktik kedokteran sudah memperkuat status hukum bagi pasien dan menyetarakan hubungan hukum antara pasien dan dokter namun peningkatan kasus-kasus malpraktik tidak dapat dihindari. Pada tahun 2006 hingga 2012 sudah ada tercatat 183 kasus malpraktik medik yang di lakukan oleh dokter maupun perawat. Saat ini masyarakat sudah semakin sadar bahwa dokter dapat dituntut bila dicurigai melakukan tindakan yang melanggar etika atau hukum yang mana jika tuntutan yang berlebihan dan tidak diiringi dengan pemahaman yang cukup tentang sistem dan kondisi  dari pelayanan kesehatan maka akan terus terjadi ketidakpuasan akan pelayanan kesehatan dan mudah memberikan tuduhan malpraktik medik.Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional, yaitu dengan mengambil data pada mahasiswa fakultas hukum menggunakan kuisioner untuk mendeskripsikan tingkat pemahaman mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat mengenai malpraktik medik dan untuk mengetahui tingkat pemahaman malpraktik medik pada mahasiswa Fakultas Hukum. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman malpraktik medik mahasiswa fakultas hukum Universitas Lambung Mangkurat sebanyak 4 orang (5,5) tinggi, sebanyak 84 orang (92%) sedang dan sebanyak 3 orang(3,3%)rendah.Â